Pembukaan
05-11-2016 - 10:00 am
Penutupan
07-11-2016 - 3:30 pm
Tempat Kegiatan
View mapSigeh Pengunten merupakan tarian tradisional khas provinsi Lampung yang pada tahun-tahun ini mulai banyak diperkenalkan kepada dunia, baik melalui pementasan tarian itu sendiri maupun melalui pertunjukan lain. Perwujudan eksistensi ini semakin memberi penegasan bahwa cepat atau lambat keberagaman kesenian tradisional di Indonesai akan semakin dikenal dunia. Untuk mengetahui lebih dalam tentang tari Sigeh Pengunten maka kita harus tau bagaimana latar belakang kebudayaan masyarakat Lampung itu sendiri, karena tarian ini merupakan cerminan dari kebudayaan masyarakat Lampung.
Provinsi Lampung mempunyai dua suku asli yakni Peminggir (pesisir) dan Pepadun. Suku Peminggir (pesisir) atau biasa disebut suku Saibatin yaitu pribumi suku Lampung yang melaksanakan adat musyawarahnya tanpa menggunakan kursi Pepadun. Sebagian besar dari suku Saibatin berdiam ditepi pantai, maka masyarakatnya disebut adat Pesisir. Sementara, masyarakat beradat Pepadun, yakni pribumi suku Lampung yang melaksanakan musyawarah adatnya menggunakan kursi Pepadun. Adat Pepadun, adat istiadat pribumi Lampung Abung Siwo Mego; Abung Siwo Megou, Pubian Telu Suku (termasuk Pubian Dua Suku di Pesawaran) dan Megou Pak Tulang Bawang.
Pepadun adalah tempat Raja/Ratu duduk untuk membicarakan sesuatu masalah yang saling berkaitan dengan Kenegaraan atau Kerajaan atau Keratuan pada. Masyarakat Lampung sendiri seseorang dari penganut identitas Peminggir (Pesisir), sulit diterima dalam lingkungan masyarakat penganut identitas Pepadun. Namun, penganut identitas Peminggir (Pesisir) baru bisa diterima lewat sebuah proses adat yang sangat panjang dan melelahkan. Namun pada tahun 1989 melalui musyawarah adat telah disepakati, baik dari suku Peminggir maupun Saibatin kini sudah memiliki tari yang sama yakni tari Sigeh Penguten
Tari Sigeh Pengunten yang difungsikan sebagai penyambutan tamu agung ini memiliki ciri khas yang sangat menarik yang terletak pada gerak dan propertinya. Sikap lembut, ramah, dan santun mendominasi setiap gerakan pada tarian ini. Properti yang didominasi warna keemasan menginterpretasikan keanggunan penari itu sendiri. Bahkan dapat dikatakan bahwa sikap dan tata cara hidup orang Lampung tercermin dalam tarian tersebut. Karakter-karakter tersebut begitu melekat kuat pada seseorang yang membawakan tarian Sigeh Pengunten. Menghadirkan tari Sigeh Pengunten dalam sebuah karya karya seni berarti menunjukkan kepada apresiator bagaimana tata cara hidup masyarakat Lampung. Inilah sebabnya tari Sigeh Pengunten merupakan objek yang sangat menarik untuk dihadirkan kembali dalam wujud cat air.
Tentang Kegiatan
Pameran Seni Lukis Cat Air Sigeh Pengunten